Sabtu, 22 Juni 2019

Filosofi Logo/Lambang Daerah Kab. WAKATOBI, Prov. Sulawesi Tenggara, Indonesia.


Lambang Daerah Kabupaten Wakatobi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi nomor 2 tahun 2005 tentang Lambang Daerah Kabupaten Wakatobi berbentuk perisai bersudut lima dengan warna dasar biru laut, di dalamnya terdapat gambar bintang, mahkota, padi dan kapas, tujuh pita, perahu, latar belakang biru langit, empat buah pulau, gelombag laut dan tulisan nama KABUPATEN WAKATOBI.
Bagian-bagian dalam lambang daerah Kabupaten Wakatobi mengandung makan sebagai berikut:
  • Perisai bersudut lima menggambarkan/melambangkan lima sila dari Pancasila sebagai dasar negara dan perisai sebagai simbol pertahanan diri masyarakat Wakatobi dari berbagai ancaman dan gangguan;
  • Bis hitam yang melingkari perisai bersudut lima, sebagai simbol tali persatuan dan persaudaraan masyarakat Kabupaten Wakatobi;
  • Dasar lambang biru laut melambangkan bahwa Kabupaten Wakatobi dikelilingi laut sebagai penghubung pulau yang satu dengan pulau lainnya dimana luas wilayah laut lebih luas dari wilayah daratan;
  • Bintang, melambangkan Ketuhanan dan Ketakwaan masyarakat Wakatobi kepada Tuhan Yang Maha Esa;
  • Mahkota dengan sebelas permata, sebagai simbol bahwa masyarakat Wakatobi sebagai masyarakat berbudaya dengan sebelas ragam budaya yaitu budaya masyarakat Wanci, budaya masyarakat Mandati, budaya masyarakat Liya, budaya masyarakat Kapota, budaya masyarakat Kaledupa, budaya masyarakat Tomia, Tongano Tomia dan Timu Tomia, budaya masyarakat Binongko, budaya masyarakat Cia-Cia dan budaya masyarakat Bajo, yang terangkai dengan lingkaran mahkota menjadi satu ikatan;
  • Padi dan Kapas sebagai simbol Kemakmuran dan Kesejahteraan masyarakat Wakatobi;
    • Padi berjumlah 29 butir sebagai simbol bahwa Kabupaten Wakatobi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003;
    • Kapas berjumlah 18 kelopak sebagai simbol bahwa Tanggal 18 Desember 2003 sebagai Tanggal penetapan terbentuknya Kabupaten Wakatobi;
    • Tujuh Pita yang mengikat Padi dan Kapas sebagai simbol bahwa Kabupaten Wakatobi diresmikan pada Tanggal 7 Januari 2004.
  • Perahu dengan layar terkembang dengan simbol keuletan mengarungi lautan mencari nafkah didaerah lain, juga sebagai simbol keuletan masyarakat Wakatobi dalam meraih cita-cita serta simbol bahwa masyarakat Wakatobi mata pencaharaiannya mayoritas adalah pelayar/pelaut ulung;
  • Latar belakang biru langit melambangkan simbol keceriaan dan keramah-tamahan masyarakat Wakatobi;
  • Empat Pulau melambangkan bahwa Kabupaten Wakatobi terdiri dari Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau Binongko;
  • Gelombang Laut  melambangkan bahwa Kabupaten Wakatobi pada musim angin timur dan musim angin barat terkenal dengan ombak lautnya, juga melambangkan semangat yang keras dan dinamika masyarakat Wakatobi yang gagah berani berjiwa patriotis menghadapi berbagai tantangan kehidupan ( Tara Turu Toro ).

Minggu, 12 Mei 2019

Kata-Kata Sindiran Buat Penguasa

Berikut kata-kata sindiran bijak para tokoh yang Liputan6.com rangkum untuk kamu yang ingin disentil ataupun menyentil orang-orang di sekitar agar tidak menjadi orang yang gampang mengeluh dan patah semangat dalam hidup, Rabu (9/1/2019).
2 of 7

Buya Hamka

W. S. Rendra adalah sastrawan asal Indonesia
W. S. Rendra adalah sastrawan asal Indonesia
1. Manfaatkan hidup sebaik-baiknya
"Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup.Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja."
2. Jangan pelihara rasa malasmu
"Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah."
3. Seberapa pantas kita mendapat yang terbaik
"Supaya engkau mendapat sahabat, hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang."
4. Positif dan Aktif
"Positif, bukan negatif. Aktif, bukan pasif."
3 of 7

Cak Nun

Paduan selawat dengan lagu Natal oleh Cak Nun buktikan toleransi agama dalam bentuk konkrit.
Paduan selawat dengan lagu Natal oleh Cak Nun buktikan toleransi agama dalam bentuk konkrit.
5. Kerendahan hati di balik kebanggaan
"Bisakah kita menumbuhkan kerendahan hati di balik kebanggaan-kebanggaan?"
6. Mencari jalan keluar tanpa mengkritik
"Ada orang yang mengkritik tapi tidak memberi jalan keluar. Ada orang yang memberi jalan keluar tanpa mengkritik"
7. Manusia hanya tertidur
"Kebanyakan orang tak bisa tidur, mereka hanya tertidur, karena sepanjang siang dan malam hari mereka diberati oleh dunia"
8. Mengusahakan keberhasilan atas diri sendiri
"Bahwa kemenangan yang benar-benar kemenangan tidaklah terjadi pada seseorang atas orang lain, melainkan atas dirinya sendiri"
4 of 7

Tan Malaka

9. Kebohongan akan selalu terungkap
"Berapapun cepatnya kebohongan itu, namun kebenaran akan mengejarnya juga."
10. Perbedaan Manusia dan Hewan
"Manusia ialah hewan yang berpikir."
11. Proses adalah segalanya
"Cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri."
5 of 7

Soekarno

Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. (via: esabong.my.id)
Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. (via: esabong.my.id)
12. Berpikir diiringi belajar
"Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya!"
13. Jangan takut dan malu untuk menuju kesuksesan
"Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun."
14. Jangan mudah terbawa arus
"Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung elang terbang sendirian."
15. Lawan rasa takutmu
"Sebab rasa takutlah yang mendorong orang berbuat tolol berbuat tanpa berpikir berbuat hal yang membahayakan."
6 of 7

Sudjiwo Tedjo

16. Jangan pergi agar dicari
"Jangan pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu."
17. Sadari kebiasaan kita
"Bagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?"
18. Selalu tersenyum
"Tidak tersenyum lebih kejam daripada pembunuhan."
19. Sanjungan dan umpatan beda tipis
"Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan."

Senin, 29 April 2019


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DUNIA JURNAALISTIK

Assalamualailum WarahmatulahiWabarakatu

Di abad ke 21 ini perkembangan teknologi semakin canggih dan modern. Hal ini berbanding lurus dengan aktivitas sehari – hari yang senantiasa menggunakan peralatan serba modern. Semua orang di abad ke 21 ini dituntut agar melek teknologi dan selalu haus akan informasi Dahulu ketika seseorang ingin berkomunikasi, mereka menggunakan alat yang serba manual dan membutuhkan proses yang memakan waktu.
Sekarang, dengan ditemukannya teknologi internet, kegiatan jurnalistik tidak hanya dapat dilakukan oleh jurnalis professional. Setiap orang bisa melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita kepada masyarakat luas. Istilah yang digunakan untuk perkembangan jurnalistik tersebut disebut dengan citizen journalism.
Citizen journalism atau jurnalisme warga merupakan suatu konsep bagi anggota publik yang memainkan peran aktif dalam mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, serta menyebarluaskan berita dan informasi (Bowman dan Willis, 2003). Maksud dari anggota publik di sini adalah setiap orang tanpa memandang latar belakang pendidikan dan keahlian. Mahasiswa masuk ke dalam kriteria tersebut. Kehadiran citizen journalism mendorong setiap orang untuk berani menulis dan melaporkan informasi/berita kepada banyak orang tanpa memerlukan label atau status jurnalis profesional.
Walaupun yang berperan besar dalam citizen journalism adalah warga (bukan jurnalis profesional), prinsip-prinsip jurnalisme tetap harus dipegang ketika sedang melakukan kegiatan jurnalistik. Prinsip-prinsip jurnalisme tersebut antara lain kebenaran, akurasi, objektivitas (cover both side), berimbang, verifikasi, dan lain-lain. Prinsip-prinsip tersebut harus dilaksanakan karena informasi yang disajikan adalah untuk dibaca dan diketahui oleh publik. Jangan sampai publik menerima informasi yang salah setelah membaca artikel atau tulisan produk citizen journalism.
Selain citizen journalism, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi pada saat ini yang telah memasuki cyber world, media berita konvensional dituntut untuk melakukan integrasi dengan media berita yang baru agar mampu memenuhi harapan baru bagi pelanggannya. Misalnya, media konvensional menciptakan event-nya dengan menggunakan edisi online. Salah satu contohnya pada saat ini harian Kompas sudah mempunyai edisi online. Dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan bagaimana pekembangan teknologi komunikasi sangat mempengaruhi perkembangan jurnalistik di dunia. Mulai dari media cetak, radio, dan televise.

Berikut ini dipaparkan beberapa konsep yang mungkin dapat dijadikan bahan pemikiran, bahasan, referensi dan acuan dalam menyiasati berbagai persoalan yang dihadapi para jurnalit:

a. Pelatihan Jurnalistik Intensif

Untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan kerja para jurnalis, hal ini dapat diatas dengan pengadaan beragam program pelatihan jurnalistik, baik dalam bentuk workshop, magang, pelatihan inensif, maupun tutor sebaya, dan lain-lain. Peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang ilmu jurnalistik juga merupakan hal penting yang harus diagendakan bagi setiap perkeja media massa. Penyelenggaraan seminar, forum diskusi, kuliah umum jurnalistik, dan berbagai bentuk pembelajaran, baik yang membahas jurnalisme maupun bidang ilmu pengetahuan lainnya amat penting diinisiasi sepanjang masa.

b. Penyediaan Sarana/Prasarana Kerja yang memadai

Kelengkapan peralatan kerja amat menentukan hasil kerja seseorang. Sarana/prasarana yang dimiliki setiap jurnalis haruslah menjadi perhatian serius bagi semua penyenggara kegiatan publikasi, dari jenis apapun juga. Melengkapi jurnalis dengan perangkat kerja yang cukup dapat memperlancar proses penyediaan informasi yang cukup dan berkualitas bagi media yang bersangkutan.

c. Peningkatan Penghasilan dan Fasilitas Jurnalis

Terkait dengan usaha meningkatkan penghasilan seorang jurnalis, penulis cenderung menyarankan agar para jurnalis berhenti berharap untuk mendapatkan penghasilan lebih atau meningkat dari pekerjaan sebagai jurnalis. Marilah kita mengembalikan posisi kerja-kerja pers sebagai suatu kegiatan sosial, kerja mengabdi bagi peradaban bangsa. Sebagai kerja sosial, tentu bukan imbalan uang yang menjadi ukuran keberhasilan, namun kepuasan bathin yang terwujud sebagai hasil membantu orang lain, membantu publik dalam mengambil sikap dan keputusan penting dalam hidup mereka. Biarkanlah infromasi sebagai barang bebas, tidak terikat oleh angka-angka, tidak mengikuti kurs rupiah.

d. Koordinasi dan Kerjasama antar Instansi Terkait

Poin ini hakekatnya lebih ditujukan kepada para stake holder di tingkat pengambil kebijakan, khususnya di bidang jurnalistik. Di internal pelakon jurnalisme, jajaran pemimpin redaksi dan pemilik usaha media massa menjadi institusi penting yang mesti terlibat langsung dalam proses kerjasama yang baik dan harmonis satu sama lainnya. Peningkatan sinergitas dan koordinasi antar lembaga dan instansi terkait penting didorong agar dapat dilahirkan berbagai aturan, kebijakan dan program-program yang pro kepada kepentingan para pekerja media massa terutama kalangan jurnalis.

Filosofi Logo/Lambang Daerah Kab. WAKATOBI, Prov. Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Lambang Daerah Kabupaten Wakatobi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi nomor 2 tahun 2005 tentang Lambang Daerah...